Teori Bumi Bulat vs Bumi Datar, Manakah yang Benar?


Sejak zaman kuno, manusia telah berusaha memahami bentuk dan struktur Bumi yang kita huni. Dua teori yang kerap diperdebatkan sepanjang sejarah adalah tentang apakah Bumi itu bulat atau datar. Pertanyaan ini mungkin tampak sudah terjawab bagi banyak orang, tapi masih ada kelompok yang percaya bahwa Bumi merupakan piringan datar. Mari kita ulas kedua teori ini untuk menemukan jawaban yang paling mendekati kebenaran.

Sejarah Singkat

Sebelum era penjelajahan besar-besaran, banyak peradaban kuno yang mempercayai bahwa Bumi datar. Misalnya, kepercayaan ini bisa ditemukan dalam mitologi Yunani kuno hingga pemikiran awal di beberapa wilayah Asia. Namun, seiring dengan kemajuan navigasi dan astronomi, pandangan ini mulai bergeser.

Orang Yunani kuno, seperti Pythagoras dan Aristoteles, adalah di antara yang pertama mengemukakan bahwa Bumi adalah bulat, berdasarkan observasi empiris. Aristoteles menunjukkan bukti seperti bentuk bayangan Bumi pada bulan selama gerhana lunar dan perbedaan bintang yang terlihat di berbagai lokasi sebagai argumentasinya.

Teori Bumi Bulat

Teori Bumi bulat, atau lebih tepatnya, Bumi sebagai sebuah oblate spheroid, diterima secara luas oleh komunitas ilmiah. Pemahaman ini didukung oleh berbagai bukti dan observasi. Satu contoh yang paling nyata adalah gambar Bumi dari angkasa, yang pertama kali diambil tahun 1972, menunjukkan Bumi sebagai bola biru yang indah.

Selain itu, GPS, yang telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari, beroperasi berbasis model Bumi bulat dan tidak mungkin berfungsi seefektif itu jika Bumi adalah datar. Penerbangan antar benua juga membuktikan Bumi bulat melalui perhitungan jarak dan waktu tempuh yang sesuai hanya jika Bumi mempunyai kelengkungan.

Teori Bumi Datar

Meskipun terdengar usang, pada kenyataannya teori Bumi datar masih memiliki pengikut di era modern ini. Teori ini dihidupkan kembali oleh beberapa kelompok pada abad ke-20 dan mendapatkan momentum baru di era internet. Pengikut teori Bumi datar percaya bahwa Bumi adalah piringan dengan Arktik di tengah dan Antartika sebagai tembok es yang mengelilingi disk tersebut.

Mereka mengemukakan argumen seperti cakrawala yang terlihat datar, air yang tampaknya tidak menunjukkan kelengkungan, dan keraguan atas keaslian foto Bumi dari angkasa. Meskipun terdapat banyak percobaan dan teori yang coba mereka gunakan untuk mendukung klaim tersebut, kebanyakan mudah dibantah dengan pengetahuan fisika dasar dan observasi langsung.

Mengapa Teori Bumi Bulat Lebih Disetujui?

  1. Bukti Fisik : Seperti yang telah disebutkan, gambar-gambar Bumi dari angkasa adalah salah satu bukti langsung yang sulit dibantah. Foto-foto ini diambil oleh satelit dan astronot yang tidak memiliki alasan untuk memalsukan gambar tersebut.

  2. Fenomena Alam : Berbagai fenomena alam menunjukkan Bumi bulat, seperti gerhana, musim yang berbeda di berbagai belahan dunia, dan kemunculan bintang di langit yang bergantung pada lokasi geografis.

  3. Teknologi Komunikasi dan Navigasi : Sistem seperti GPS dan juga rute penerbangan antar benua bergantung pada model Bumi bulat. Posisi satelit dan cara kerjanya juga tidak bisa dijelaskan tanpa model Bumi bulat.

  4. Pengamatan Ilmiah : Ilmu pengetahuan merupakan proses kumulatif yang membangun pemahaman berdasarkan pengamatan dan eksperimen yang dapat diuji ulang. Dalam hal ini, setiap eksperimen yang dirancang untuk menguji kelengkungan Bumi, seperti eksperimen Eratosthenes, secara konsisten mendukung model Bumi bulat.

U9FqNDSCI0XV55CWTVf51.webp" width="640

0 Comments

Posting Komentar